PENGAMAT transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan tarif LRT Jabodebek yang diputuskan oleh Kementerian Perhubungan sebesar Rp24 ribu u...
PENGAMAT transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan tarif
LRT Jabodebek yang diputuskan oleh Kementerian Perhubungan sebesar Rp24 ribu
untuk rute terjauh dari Stasiun Harjamukti ke Dukuh Atas sudah wajar dan
sesuai. Angka tersebut sudah sesuai dengan perhitungan jarak tempuh yang
mencapai 27,3 km serta sesuai kemampuan calon penumpang.
“Ini sudah sesuai. Apalagi ini sudah disubsidi. Tanpa
subsidi tarifnya Rp50 ribu,” kata Djoko saat dikonfirmasi Media Indonesia,
Minggu (23/7). Djoko mengatakan, salah satu sasaran penumpang LRT Jabodebek
merupakan warga perumahan yang tinggal di kawasan elit seperti Sentul, Bogor,
hingga Kota Bekasi.
Tubuh Berita
Dalam sebuah survei kecil-kecilan yang pernah ia lakukan,
warga Bekasi dan Bogor yang mengendarai mobil untuk bekerja ke Jakarta setiap
hari rata-rata mengeluarkan biaya Rp75 ribu hingga Rp100 ribu per hari.
“Itu termasuk
tarif tol, bensin, dan biaya parkir,” ujarnya.
Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi
Jabodebek (BPTJ) menyediakan layanan pengumpan atau ‘feeder’ dalam bentuk bus.
BPTJ sebelumnya sudah memiliki layanan ini melalui bus JR Connexion. Penyediaan
bus atau angkutan pengumpan ini juga bisa bekerja sama dengan pemda setempat
yang wilayahnya dilalui oleh LRT Jabodebek.
“Yang harus dilakukan adalah menekan ongkos dari rumah
ke stasiun. Ini bisa dengan bus. Busnya wara-wiri saja dari komplek perumahan
ke stasiun bayar Rp10 ribu. Ini sudah cukup menjanjikan bisa menekan,”
tuturnya.
Penyediaan bus pengumpan, dinilainya lebih efektif ketimbang
menyediakan sarana kantong parkir atau ‘park and ride’. Sebab, berbeda dengan
PT KCI yang memiliki lahan luas di beberapa area stasiunnya sehingga bisa
menyediakan parkir, Kemenhub tidak memiliki lahan di sekitar stasiun-stasiun
LRT Jabodebek yang bisa dijadikan lahan parkir.
ليست هناك تعليقات